Serentetan bait-bait kehidupan di usia pernikahanku
kini menggalau syahdu
Kerikil-kerikil tajam mulai tersebar menghalangi jalanku
Kerongkonganku terasa kering kerontang, tercekat
Di sepanjang jalan yang kulalui
Tak kutemukan setetes air pelepas dahaga
kini menggalau syahdu
Kerikil-kerikil tajam mulai tersebar menghalangi jalanku
Kerongkonganku terasa kering kerontang, tercekat
Di sepanjang jalan yang kulalui
Tak kutemukan setetes air pelepas dahaga
Tuhan, andai kubisa teriak
Aku ingin teriak sekeras mungkin
Melepaskan lara yang berkecamuk di dada
Beribu pertanyaan ingin kulontarkan pada-Mu
Berharap segenggam asa
Aku ingin teriak sekeras mungkin
Melepaskan lara yang berkecamuk di dada
Beribu pertanyaan ingin kulontarkan pada-Mu
Berharap segenggam asa
Tuhan, andai aku bisa teriak
Ingin aku teriak dihadapan dunia
memprotes ketidakadilan
Ingin aku teriak dihadapan dunia
memprotes ketidakadilan
Tuhan, apakah aku tak bisa hidup normal?!
Apa salahku pada-Mu?!
Apa salahku pada-Mu?!
Aku ingin dimanja
Aku ingin disayang
Aku ingin disejukkan
Aku ingin disayang
Aku ingin disejukkan
Tuhan, andai aku mampu…..
Mampu untuk menampar dia
Mampu untuk meneriaki wajahnya
Mampu tuk meninjunya
Aku akan melakukannya
Namun…..inilah aku Tuhan
Seorang wanita yang tak berdaya
Yang takut meneriaki-Mu
Takut akan dosa
Mampu untuk menampar dia
Mampu untuk meneriaki wajahnya
Mampu tuk meninjunya
Aku akan melakukannya
Namun…..inilah aku Tuhan
Seorang wanita yang tak berdaya
Yang takut meneriaki-Mu
Takut akan dosa
Aku kini hanya mampu menangis
Tak ada yang bisa kusesali
Aku telah memilih dia menjadi pasangan hidupku
Yang harus kujaga
sampai ku mati
Tak ada yang bisa kusesali
Aku telah memilih dia menjadi pasangan hidupku
Yang harus kujaga
sampai ku mati